Kasau:
GAM, Pelaku Pembunuhan Enam Prajurit Paskhas TNI AUJakarta, 21 Juni
2002 10:38Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Chappy Hakim menuding gerakan
separatis Aceh alias Gerakan Aceh Merdeka adalah pelaku penyergapan dan
pembunuhan enam anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU di Pangkalan Udara
Sultan Iskandar Muda, Aceh, pada Rabu malam (19/6).
"Pembunuhnya sudah jelas GAM," katanya saat berbincang dengan ANTARA
di sela upacara penyambutan enam jenazah anggota "Korps Baret Jingga",
di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam (20/6).
Keenam anggota Skuadron 461 Korps Pasukan Khas TNI-AU yang tewas
saat berpatroli menjaga instalasi radar di Lanud Sultan Iskandar Muda
itu adalah Pratu Charmidi, Pratu Gunawan Siahaan, Pratu Widodo, Pratu
Budi Marwoto, Pratu Basuki, dan Praka Ragil Basuki.
Mereka diangkut dengan pesawat C-130 "Hercules" bernomor A-1317 dari
Skuadron Udara 31 ke Lanud Halim Perdanakusuma dari Lanud Iskandar Muda
dan hanya Charmidi yang diturunkan di Jakarta, sementara yang lain
langsung diangkut ke Medan, Yogyakarta, dan Madiun.
Gunawan kemudian diberangkatkan ke Lanud Polonia, Medan, untuk
dimakamkan di kampung halamannya, Marwoto dan Basuki ke Lanud Adi
Sutjipto karena kampung halamannya di Yogyakarta, Charmidi ke Idramayu,
dan Suparmi ke Lanud Iswahyudi, Madiun, untuk dimakamkan di kampungnya
di Caruban, Kabupaten Kebumen.
Hakim menyatakan, anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU selama
ditugaskan di berbagai lokasi penugasan, terutama di Aceh, memang
diprioritaskan untuk menjaga keamanan berbagai alat dan sistem
kesenjataan yang mendukung operasionalisasi matra udara TNI itu.
"Sudah dua tahun terakhir serangan GAM tidak pernah ditujukkan ke
anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU. Kesulitan kami yang terutama di sana
adalah karena menghadapi musuh yang identitas dan penampakannya tidak
jelas, tidak bisa dibedakan dengan masyarakat biasa," katanya.
Guna mencegah agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, katanya,
jelas tidak mungkin. Yang bisa dilakukan adalah memperbaiki berbagai
metode operasi dan mekanisme yang diterapkan di daerah-daerah rawan
seperti di Lanud Iskandar Muda.
"Kami segera mengganti personil yang gugur karena instalasi radar di
sana sangat vital bagi operasionalisasi TNI secara keseluruhan,"
katanya.
Menurut informasi, sebelum peristiwa itu terjadi, regu Korps Pasukan
Khas TNI-AU yang ditempatkan menjaga instalasi radar Lanud yang
jaraknya sekitar 10 kilometer dari ujung landasan itu sedang turun bukit
tempat radar berada untuk mengambil logistik di lereng bukit itu.
Saat berpatroli menuruni bukit memakai satu mobil dengan enam
anggota itu, mereka kemudian terlibat kontak senjata secara sengit
dengan sekelompok GAM. Namun suara tembak-menembak itu tidak terdengar
oleh rekan-rekannya di pos jaga radar itu, sementara alat komunikasi
tidak berfungsi sempurna.
Di lembah bukit yang terjal itulah mereka terjebak dan arah tembakan
berasal dari sisi lebih tinggi dari para anggota yang bersenjata ringan
lengkap dengan helm dan rompi tahan peluru. Tidak diketahui apakah
senjata personil-personil itu bisa dikuasai GAM atau tidak.
Menurut Asisten Personil Korps Pasukan Khas TNI-AU, Kolonel Psk
Wahyudin K, anggotanya yang ditugaskan menjaga kesenjataan dan pendukung
operasional TNI-AU sebanyak 37 orang yang pelaksanaan tugasnya
dilakukan melalui mekanisme tertentu.
"Di sekitar tempat penyergapan ditemukan alat-alat masak penyergap.
Jelas mereka telah mengincar lokasi dan mengamati waktu-waktu penugasan
secara seksama, demikian juga arah tembakan serta rute pelariannya,"
katanya.
Taktik yang diduga digunakan dalam penyergapan GAM itu, katanya,
agar seluruh anggota penjaga radar segera turun ke lereng untuk kontak
senjata sehingga radar menjadi kosong dan bisa dirusak permanen.
Saat diterima secara militer di avron Lanud Halim Perdanakusuma oleh
seluruh pimpinan TNI-AU, janda-janda yang ditinggal mati suaminya itu
terisak-isak dan ditabahkan hatinya oleh istri KSAU, Ny Chappy Hakim,
dan istri Wakil KSAU, Ny Alimunsiri Rappe.
Istri dari Charmidi yang hadir di tempat upacara menggendong anaknya
yang masih kecil, dan kini sedang menjalani masa kehamilan tujuh bulan.
"Saya tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Almarhum selama ini
baik-baik saja," katanya.
Korps Pasukan Khas TNI-AU merupakan satu-satunya korps di jajaran
TNI yang memiliki tugas menjaga keamanan dan menghalau musuh yang hendak
merusak dan menguasai berbagai instalasi pendukung operasional di
jajaran TNI-AU.
Tugas pokok korps yang berdiri pada 17 Oktober 1946 itu adalah
melakukan pengendalian pertempuran udara di pangkalan udara,
pengendalian pertahanan pangkalan, dan SAR tempur di lokasi peperangan.
[Tma, Ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar