Recent Post

NAGAPASA 2 - CEPAT, TEPAT, MENANG,

Sabtu, 14 Desember 2013

Kasau: GAM, Pelaku Pembunuhan Enam Prajurit Paskhas TNI AU

Kasau: GAM, Pelaku Pembunuhan Enam Prajurit Paskhas TNI AUJakarta, 21 Juni 2002 10:38Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Chappy Hakim menuding gerakan separatis Aceh alias Gerakan Aceh Merdeka adalah pelaku penyergapan dan pembunuhan enam anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh, pada Rabu malam (19/6).



"Pembunuhnya sudah jelas GAM," katanya saat berbincang dengan ANTARA di sela upacara penyambutan enam jenazah anggota "Korps Baret Jingga", di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis malam (20/6).

Keenam anggota Skuadron 461 Korps Pasukan Khas TNI-AU yang tewas saat berpatroli menjaga instalasi radar di Lanud Sultan Iskandar Muda itu adalah Pratu Charmidi, Pratu Gunawan Siahaan, Pratu Widodo, Pratu Budi Marwoto, Pratu Basuki, dan Praka Ragil Basuki.

Mereka diangkut dengan pesawat C-130 "Hercules" bernomor A-1317 dari Skuadron Udara 31 ke Lanud Halim Perdanakusuma dari Lanud Iskandar Muda dan hanya Charmidi yang diturunkan di Jakarta, sementara yang lain langsung diangkut ke Medan, Yogyakarta, dan Madiun.

Gunawan kemudian diberangkatkan ke Lanud Polonia, Medan, untuk dimakamkan di kampung halamannya, Marwoto dan Basuki ke Lanud Adi Sutjipto karena kampung halamannya di Yogyakarta, Charmidi ke Idramayu, dan Suparmi ke Lanud Iswahyudi, Madiun, untuk dimakamkan di kampungnya di Caruban, Kabupaten Kebumen.

Hakim menyatakan, anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU selama ditugaskan di berbagai lokasi penugasan, terutama di Aceh, memang diprioritaskan untuk menjaga keamanan berbagai alat dan sistem kesenjataan yang mendukung operasionalisasi matra udara TNI itu.

"Sudah dua tahun terakhir serangan GAM tidak pernah ditujukkan ke anggota Korps Pasukan Khas TNI-AU. Kesulitan kami yang terutama di sana adalah karena menghadapi musuh yang identitas dan penampakannya tidak jelas, tidak bisa dibedakan dengan masyarakat biasa," katanya.

Guna mencegah agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, katanya, jelas tidak mungkin. Yang bisa dilakukan adalah memperbaiki berbagai metode operasi dan mekanisme yang diterapkan di daerah-daerah rawan seperti di Lanud Iskandar Muda.

"Kami segera mengganti personil yang gugur karena instalasi radar di sana sangat vital bagi operasionalisasi TNI secara keseluruhan," katanya.

Menurut informasi, sebelum peristiwa itu terjadi, regu Korps Pasukan Khas TNI-AU yang ditempatkan menjaga instalasi radar Lanud yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari ujung landasan itu sedang turun bukit tempat radar berada untuk mengambil logistik di lereng bukit itu.

Saat berpatroli menuruni bukit memakai satu mobil dengan enam anggota itu, mereka kemudian terlibat kontak senjata secara sengit dengan sekelompok GAM. Namun suara tembak-menembak itu tidak terdengar oleh rekan-rekannya di pos jaga radar itu, sementara alat komunikasi tidak berfungsi sempurna.

Di lembah bukit yang terjal itulah mereka terjebak dan arah tembakan berasal dari sisi lebih tinggi dari para anggota yang bersenjata ringan lengkap dengan helm dan rompi tahan peluru. Tidak diketahui apakah senjata personil-personil itu bisa dikuasai GAM atau tidak.

Menurut Asisten Personil Korps Pasukan Khas TNI-AU, Kolonel Psk Wahyudin K, anggotanya yang ditugaskan menjaga kesenjataan dan pendukung operasional TNI-AU sebanyak 37 orang yang pelaksanaan tugasnya dilakukan melalui mekanisme tertentu.

"Di sekitar tempat penyergapan ditemukan alat-alat masak penyergap. Jelas mereka telah mengincar lokasi dan mengamati waktu-waktu penugasan secara seksama, demikian juga arah tembakan serta rute pelariannya," katanya.

Taktik yang diduga digunakan dalam penyergapan GAM itu, katanya, agar seluruh anggota penjaga radar segera turun ke lereng untuk kontak senjata sehingga radar menjadi kosong dan bisa dirusak permanen.

Saat diterima secara militer di avron Lanud Halim Perdanakusuma oleh seluruh pimpinan TNI-AU, janda-janda yang ditinggal mati suaminya itu terisak-isak dan ditabahkan hatinya oleh istri KSAU, Ny Chappy Hakim, dan istri Wakil KSAU, Ny Alimunsiri Rappe.

Istri dari Charmidi yang hadir di tempat upacara menggendong anaknya yang masih kecil, dan kini sedang menjalani masa kehamilan tujuh bulan. "Saya tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Almarhum selama ini baik-baik saja," katanya.

Korps Pasukan Khas TNI-AU merupakan satu-satunya korps di jajaran TNI yang memiliki tugas menjaga keamanan dan menghalau musuh yang hendak merusak dan menguasai berbagai instalasi pendukung operasional di jajaran TNI-AU.

Tugas pokok korps yang berdiri pada 17 Oktober 1946 itu adalah melakukan pengendalian pertempuran udara di pangkalan udara, pengendalian pertahanan pangkalan, dan SAR tempur di lokasi peperangan. [Tma, Ant]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar